LAPRAK MODUL 2
Oscilloscope
1. Mengukur dan Mengamati Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik
Tegangan DC |
|
|
Amplitudo Vpp |
Perioda |
Frekuensi |
0 |
Tidak terdefinisi |
0 |
Tegangan AC |
|
|
Amplitudo Vpp |
Perioda |
Frekuensi |
40,8 V |
1000 Hz |
1000 Hz |
2. Membandingkan Frekuensi
Jenis Gelombang |
Frekuensi
oscilloscope |
Frekuensi Generator
Fungsi |
Sinusoidal |
|
|
Gigi gergaji |
1000 Hz |
|
Pulsa (Kotak) |
1000 Hz |
1000 Hz |
3. Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous
Perbandingan Frekuensi |
Frekuensi Generator
A (fy) |
Frekuensi Generator
B (fx) |
Gambar Lissajous |
|
|
||
1 : 1 |
1000 Hz |
1000 Hz |
|
1 : 2 |
1000 Hz |
2000 Hz |
|
2 : 1 |
2000 Hz |
1000 Hz |
|
1 : 3 |
|
3000 Hz |
|
3 : 1 |
3000 Hz |
|
|
2 : 3 |
2000 Hz |
3000 Hz |
|
3 : 2 |
3000 Hz |
2000 Hz |
|
|
|
|
|
4. Pengukuran Daya Beban Lampu Seri
Beban |
Daya Terukur (Watt) |
V
total |
I total |
Daya Terhitung
(Watt) |
1 Lampu |
0,75 Watt |
2,2 V |
0,3 A |
0,66 Watt |
2 Lampu |
1,5 Watt |
2,23 V |
0,24 A |
|
3 Lampu |
2,75 Watt |
2,28 V |
0,2 A |
|
5. Pengukuran Daya Beban Lampu Parallel
Beban |
Daya Terukur (Watt) |
V
total |
I total |
Daya Terhitung
(Watt) |
1 Lampu |
|
2,26 V |
0,33 A |
|
2 Lampu |
|
2,23 V |
0,5 A |
1,15 Watt |
3 Lampu |
2,75 Watt |
2,3 V |
0,25 A |
|
2.1 Oscilloscope
1. Kalibrasi oscilloscope
a. Hidupkan oscilloscope dan tunggu beberapa saat sampai pada layar akan muncul
berkas elektron
b. Atur posisi sinyal pada layar sehingga terletak di tengah-tengah
c. Hubungkan input kanal A dengan terminal kalibrasi yang ada pada
oscilloscope
d. Amati bentuk gelombang dan tinggi amplitudonya.
2. Mengukur dan Mengamati Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik
● Tegangan Searah
• Tegangan Bolak Balik
3. Mengukur dan Mengamati Frequency
2.2.Pengukuran Daya
1.Pengukuran dan Pengamatan Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik
3.Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous
4.Pengukuran Daya Beban Lampu Seri
5.Pengukuran Daya Beban Lampu Parallel
1.Mengapa perlu dilakukan kalibrasi sebelum osiloskop digunakan
JAWAB:Kalibrasi osiloskop perlu dilakukan sebelum digunakan untuk memastikan pengukuran yang akurat dan andal. Berikut alasan utamanya:
Akurasi Pengukuran: Kalibrasi memastikan skala tegangan (vertikal) dan skala waktu (horizontal) sesuai dengan nilai sebenarnya.
Menjaga Kualitas Sinyal: Kalibrasi membantu meminimalkan distorsi atau kesalahan tampilan sinyal pada layar.
Menghindari Kesalahan Analisis: Sinyal yang tidak terkalibrasi dapat menyebabkan interpretasi yang salah, terutama dalam pengukuran sinyal yang kompleks.
Kesesuaian dengan Standar: Kalibrasi memastikan osiloskop sesuai dengan standar internasional atau prosedur pengujian tertentu.
Keandalan Alat Ukur: Seiring waktu, komponen internal osiloskop bisa mengalami perubahan nilai (misal, pada resistor atau kapasitor), sehingga kalibrasi berkala diperlukan.
- Amplitudo
- Tegangan AC: Amplitudo
tegangan AC bervariasi secara periodik antara nilai positif dan negatif.
Pada osiloskop, sinyal AC akan tampak sebagai gelombang sinus, kotak,
atau bentuk lainnya tergantung sumbernya.
- Tegangan DC: Tidak
memiliki variasi amplitudo, sehingga tampil sebagai garis lurus
horizontal di layar osiloskop. Amplitudonya tetap konstan pada satu nilai
tertentu.
- Frekuensi
· Tegangan AC: Memiliki frekuensi tertentu (dalam
Hertz, Hz), yang menunjukkan jumlah siklus per detik. · Tegangan DC: Tidak memiliki frekuensi karena
tegangan ini konstan dan tidak berubah seiring waktu.
- Tegangan AC: Amplitudo
tegangan AC bervariasi secara periodik antara nilai positif dan negatif.
Pada osiloskop, sinyal AC akan tampak sebagai gelombang sinus, kotak,
atau bentuk lainnya tergantung sumbernya.
- Tegangan DC: Tidak
memiliki variasi amplitudo, sehingga tampil sebagai garis lurus
horizontal di layar osiloskop. Amplitudonya tetap konstan pada satu nilai
tertentu.
- Perioda
- Tegangan AC: Memiliki periode yang merupakan kebalikan dari frekuensi, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus penuh (T = 1/f).
- Tegangan DC: Tidak
memiliki periode karena tidak mengalami perubahan periodik.
3. Jelaskan macam-macam bentuk gelombang berdasarkan generator fungsi dan frekuensi
JAWAB:
1. Gelombang Sinus (Sine Wave)
- Bentuk: Kurva halus berosilasi secara simetris terhadap garis nol.
- Ciri-ciri: Memiliki amplitudo, frekuensi, dan periode yang tetap.
- Aplikasi: Pengujian sirkuit audio, analisis respons frekuensi, dan simulasi sinyal AC.
- Pengaruh Frekuensi: Semakin tinggi frekuensinya, semakin rapat gelombangnya pada osiloskop.
2. Gelombang Kotak (Square Wave)
- Bentuk: Naik turun secara tiba-tiba antara level tinggi (high) dan rendah (low).
- Ciri-ciri: Rasio naik-turun biasanya 50% (duty cycle 50%), tetapi dapat diubah.
- Aplikasi: Pengujian logika digital, sinyal clock pada mikrokontroler, dan pemicu (trigger) pada sirkuit.
- Pengaruh Frekuensi: Frekuensi tinggi menghasilkan pulsa yang lebih rapat, sedangkan frekuensi rendah menghasilkan pulsa yang lebih jarang.
3. Gelombang Segitiga (Triangle Wave)
- Bentuk: Naik dan turun secara linear membentuk sudut segitiga.
- Ciri-ciri: Perubahan tegangan terjadi secara linier dengan waktu
- Aplikasi: Pengujian linearitas sirkuit, osilator, dan kontrol motor.
- Pengaruh Frekuensi: Frekuensi tinggi membuat segitiga lebih rapat, sedangkan frekuensi rendah membuatnya lebih renggang.
4. Gelombang Gigi Gergaji (Sawtooth Wave)
- Bentuk: Naik secara linear dan turun secara tiba-tiba, atau sebaliknya.
- Ciri-ciri: Digunakan untuk aplikasi yang memerlukan pengisian yang konsisten dan pengosongan cepat.
- Aplikasi: Penggerak sinyal pada osiloskop analog, sintesis suara, dan kontrol pemindahan gambar di TV tabung.
- Pengaruh Frekuensi: Semakin tinggi frekuensi, semakin rapat pola gelombang pada layar osiloskop.
4. Bandingkan nilai daya yang terukur dan nilai daya terhitung pada pengukuran daya beban lampu seri
JAWAB:
Dari hasil percobaan pada gaya beban lampu seri, di dapatkan hasil data yang berbeda antara daya yang terukur dan daya yang terhitung. Dimana daya terhitung lebih kecil di bandingkan daya terukur. Hal ini mungkin di sebab kan oleh beberapa hal, antara lain:
- Efek Resistansi Kabel dan Sambungan
- Karakteristik Lampu yang mana Lampu pijar memiliki hambatan yang berubah sesuai suhu.
- Ketidaksempurnaan Alat Ukur atau ketidakpastian alat ukur
5. Bandingkan nilai daya yang terukur dan nilai daya terhitung pada pengukuran daya beban lampu pararel
JAWAB:
Pada percobaan daya lampu paralel juga mendapatkan hasil yang berbeda antara daya terhitung dan terukur, dimana daya terhitung jauh lebih rendah di bandingkan daya terukur. Dan hal ini mungkin di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
- Efek Resistansi Kabel dan Sambungan
- Pengaruh Faktor Listrik Lainnya : Efek seperti kapasitas parasit atau induktansi pada rangkaian bisa menyebabkan perbedaan antara daya terukur dan terhitung.
- Drop Tegangan pada Sumber
- ketidakpastian alat ukur
- Vidio Pengukuran dan Pengamatan Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik [Klik disini]
- Vidio Membandingkan Frekuensi [Klik disini]
- Vidio Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous [Klik disini]
- Vidio Pengukuran Daya Beban Lampu Seri [Klik disini]
- Vidio Pengukuran Daya Beban Lampu Parallel [Klik disini]
- Download laporan akhir modul 2 [Klik disini]
Komentar
Posting Komentar